BELAJAR DARI BAPAK IBU GURU
Akhirnya, telah sampailah kami pada masa-masa terakhir keberadaan kami di SMA Negeri 1 Purwokerto. Banyak kenangan yang telah kami torehkan di dinding sekolah ini. Begitu pula sekolah ini yang telah menanamkan berbagai pelajaran di dalam sanubari kami.
Kami telah menjadi murid yang paling tua. Nampaknya tak wajar jika kami terus-terusan duduk di bangku dan mendengarkan perkataan guru. Sudah saatnya bagi kita untuk berbicara selama masih ada masa untuk menjejakkan kaki di sekolah ini. Anggap saja sebagai catatan kecil kami yang tertinggal di laci meja tua, di sudut paling belakang kelas.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada guru-guru kami. Sungguh, betapa kejam orang yang tak berterima kasih kepada gurunya. Sebab, kami masih ingat betapa kami tak tahu apa-apa saat dulu pada tahun 2007 kami pertama kali memijakkan kaki di sekolah ini. Guru-guru kami lah yang kemudian membimbing kami. Hingga kini kami mengerti bahwa kromosom laki-laki adalah XY, golongan halogen adalah oksidator kuat, cahaya dilenturkan jika melewati celah sempit, dan perhitungan diferensial berlawanan dengan integral.
Kami juga masih ingat bagaimana mereka menanamkan kecintaan terhadap tanah air melalui pembelajaran tentang ideologi Pancasila dan sejarah bangsa ini, bagaimana cara mengemukakan pendapat di depan umum, dan kapan kami harus menggunakan antya basa, kramantara, atau krama alus. Tak akan pernah lupa pula bagaimana mereka menjaga kebugaran jasmani kami, mengolah kreativitas kami dalam berseni, mengajari cara penggunaan teknologi jaman sekarang, juga pembelajaran demi persiapan akhirat kami.
Namun, bukan hanya untuk itu kami berterima kasih. Kami lebih berterima kasih atas kesediaan guru-guru kami dalam mengajarkan tentang arti hidup yang sesungguhnya. Bukan hal bohong jika di sekolah ini kami belajar untuk menghadapi UN. Juga bukan hal sombong, jika di sekolah ini kami mendapatkan hal yang mungkin lebih jika dibandingkan dengan sekolah lain. Hal itu ditunjukkan dari bagaimana sebagian besar guru kami mengajar. Di sela-sela mereka mengajar pelajaran yang bersumber dari kurikulum, mereka sering kali memberikan nasehat-nasehat yang sangat bernilai.
Betapa mulianya hati mereka, sebab mereka pernah berkata, “Ketika hari guru tiba, apakah saya sudah menjadi pelita bagi diri kalian? Jawabannya, saya belum melakukan apapun.”
Juga, bagaimana mungkin kami tidak termotivasi, jika guru kami dengan bijaknya berkata, “Percayalah pada kemampuanmu, jangan percaya pada ketidakmampuanmu.”
Pendidikan seperti ini lah yang benar-benar akan merubah hidup seseorang. Dari tanpa arah menjadi jelas tujuannya. Dari sebuah mimpi-mimpi, menjadi visi dan misi. Pendidikan seperti ini yang kami rasakan di sekolah ini. Betapa beruntungnya kami, menuntut ilmu di sekolah ini. Sebab, guru yang baik Insya Allah akan menghasilkan murid yang baik pula. Begitu pula kami, atas bimbingan, doa, dan motivasimu. Thank you, our teachers. We always love you. Xie xie wo men de lao shi. Wo men ai ni men.
Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog SMA N 1 Purwokerto dan Menyongsong SMA N 1 Purwokerto menjadi SBI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar