Minggu, 22 November 2009

Pensil dan Penghapus

PENSIL DAN PENGHAPUS

Pensil berlari,
sendiri di padang kanvas,

luas tanpa batas,

meninggalkan jejak hitam,

memanjang lurus tegas,

sering meliuk anggun...


Pensil cemas,

jejaknya membekas tanpa ampun,

sedangkan kanvas diam,

belum peduli akan apa yang terjadi,

menerima apa adanya,

mengikuti apa maunya,

tetapi sekarang tak sesuai rencana,

setidaknya begitulah pikir Pensil...


Pensil bertanggung jawab,

dia mencoba menutupi noda buatannya,

tetapi corak itu semakin abstrak,

kanvas menjerit karena rapuh,

Pensil gundah, resah, gelisah...


Penghapus datang dari kotaknya,

Penghapus sigap,

segera dihapusnya noda Pensil,

Penghapus hebat,

kanvas kembali putih dan terdiam,

disusul keheningan,

Penghapus tak lagi melihat keindahan goresan,

yang memanjang lurus tegas dan sering meliuk anggun,

Penghapus gundah, resah, gelisah...


Pensil dan Penghapus terdiam lama,

loncatan energi terjadi saat mereka bertatap mata,

kemudian sekali anggukan paham...


Pensil menggambar,
terus menggambar akan keindahan segalanya,

Penghapus menghapus,

kini hanya menghapus seperlunya....


Gambar selesai,

bukan gambar Pensil,

bukan gambar Penghapus,

"Itu gambar kau dan aku, atau kita", saling berkata mereka satu sama lain...


ditulis oleh: Hanif Ilmawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar